Shodiqun, Sang Pengantar Undangan
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBSemua warga desa Benda Kec. Sirampog Kab. Brebes Jawa Tengah pasti mengenalnya; Shodiqun, spesialis pengantar undangan.
Shodiqun; berperawakan tidak tinggi, agak lebar, dalam bahasa jawa; cempluk[i], lugu, dan selalu menebar senyum kebaikan kepada sesiapa yang dijumpainya. Kekar kakinya menandakan ia gemar berjalan. Urat-urat pada anggota tubuhnya seperti jidat, dahi dan lengan tangannya mengisyaratkan kerja keras tak mudah lelah. “Diqun, tolong antarkan undangan walimatul khitan[ii] ini kepada segenap warga desa, acaranya besok malam” ucap salah satu warga suatu ketika menyuruhnya dengan tenggang deadline satu hari, “Siap laksanakan, Pak” jawab Diqun mantap mengiyakan dibarengi senyuman, tanpa menawar apalagi meminta imbalan.
Semua warga desa penulis, Desa Benda Kec. Sirampog Kab. Brebes Jawa Tengah pasti mengenalnya; Shodiqun, spesialis pengantar undangan. Manusia dengan pekerjaan langka; pengantar undangan dari pintu ke pintu rumah warga. Pekerjaan yang menuntut pelakunya jujur, berintegritas tinggi, kredibel, dan dapat dipercaya. Siapa saja warga desa penulis yang akan melangsungkan hajatan, tasyakuran, atau acara yang mengharuskan ada undangan, Diqun lah yang pertama kali dicari dan dipasrahi se-bandel undangan dengan objek warga seantero desa. Pekerjaan yang menjadikannya terkenal dan mengenal semua tetangga dekat dan jauhnya. Bahkan mengetahui letak rumah dan cat temboknya.
Desa Benda merupakan desa dengan 12 RT, luasnya hampir seratus kali lipat lapangan sepak bola. Apalagi desa kami terletak di perbukitan di kaki Gunung Selamet; gunung tertinggi di Jawa Tengah, struktur tanahnya naik turun, gang-gang yang menghiasinya berkelok dan amat menguras tenaga jika dilaluinya tanpa bantuan piranti yang memudahkan. Diqun mengantarkan undangan kepada segenap warga dengan berkeliling sendirian, riang, berjalan kaki dan tanpa bantuan sepeda onthel[iii] maupun sepeda motor. Bisa kawan-kawan pembaca bayangkan lelah yang dideranya sepulang ia berkeliling mengantar undangan.
Shodiqun, bermakna orang yang benar; jujur. Berarti –dalam istilah nahwu[iv]- menandakan pelaku (isim fa’i[v]l), dari akar kata –di istilah shorof[vi]- shodaqo yashdiqu shidqon fahuwa shodiqun; sudah benar, (sedang) benar, ya benar, maka orang yang benar. Bisa jadi, orangtuanya dahulu menamaninya Shodiqun -sengaja- agar anak lelakinya kelak menjadi manusia benar lagi jujur. Dan bisa dilihat bahwa pekerjaannya sekarang mengimplimentasikan kebenaran dan kejujuran. Jika saja warga desa penulis pada akhirnya ewoh[vii] dan memberikan ‘sedikit’ imbalan kepada Diqun, itu merupakan dampak yang lumrah dan sangat manusiawi. Toh, melihat kegigihan, ketulusan, dan konsistensinya bisa dipastikan Diqun tak mempunyai motif materiil.
Diqun melaksanakan pekerjaan ‘baik’ ini sedari ia berusia 20 tahun, sampai kini ia berusia 40 tahun dan dikaruniai tiga buah hati, ia tetap setia pada prinsipnya; membantu segenap warga mengantarkan undangan. Suatu saat, ketika dengan terpaksa keluarga penulis meminta bantuannya, kutanyai perihal pekerjaan baiknya itu, jawabnya; “aku tidak berilmu, aku bukan orang kaya. Dengan apa lagi aku beramal kepada sesama selain ini” jawabnya enteng namun mengena. Penulis terenyuh mendengarnya. Jika saja Malaikat Penghimpun Pahala memberikan buku nilainya setiap lebaran atau Nisfu Sya’ban[viii], maka bisa dipastikan –khususnya di desa penulis- Diqun lah siswa terpintar yang rangking satu.
[i] Jenis tubuh yang tidak tinggi dan berbadan lebar.
[ii] Perayaan mensyukuri khitanan/ sunatan.
[iii] Sepeda mini atau sepeda tua yang berjalannya di onthel pedalnya.
[iv] Ilmu yang mempelajari gramatika bahasa arab.
[v] Kata benda yang menunjukkan arti pelaku.
[vi] Ilmu yang mempelajari bentuk asal kata kerja bahasa arab.
[vii] Tidak enak; tidak kepenak.
[viii] Tanggal 15 Sya’ban (Bulan hijriyyah ke 7).
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Shodiqun, Sang Pengantar Undangan
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler